Sabtu, 16 Februari 2013

Teknis Budidaya Pisang Organik

Panduan Teknis Budidaya Pisang dibawah ini menggunakan pupuk produksi PT. Natural Nusantara.
Penggunaan pupuk bisa diganti sesuai ketersedian pupuk ditempat anda.

Teknis Budidaya Pisang Organik

I. PENDAHULUAN
Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3).

II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim

  • Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. 
  • Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
  • Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
2.2. Media Tanam
  • Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. 
  • Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
  • Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
2.3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan

  1. Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan). 
  2. Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
  3. Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
  4. Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
3.2. Penyiapan Bibit
  • Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m 
  • Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
  1. Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar. 
  2. Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam
  3. Buang daun yang lebar.
  4. Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
  5. Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
3.4. Pengolahan Media Tanam
  1. Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak. 
  2. Gemburkan tanah yang masih padat
  3. Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
  4. Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
3.5. Teknik Penanaman
  1. Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur
  2.  Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  3. Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
  4. Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
  5. Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
  6. Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
  7. Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
  8. Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut:


PUPUK
JUMLAH
KETERANGAN
UREA 207 (kg/ha) Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
SP-36 138 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
KCl 608 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
Pupuk Kandang
0,8-10 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
Dolomit
200 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
POC NASA
20 (botol/ha)
Disiramkan 3 bulan sekali
SUPERNASA
10 (botol/ha)
4 bulan sekali
HORMONIK
10 (botol/ha)
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali

3.6. Pemeliharaan Tanaman
  1. Satu rumpun hanya 3 - 4 batang. 
  2.  Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
  3. Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
  4. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
  5. Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
  6. Pangkas daun kering.
  7. Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
  8. Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
3.7. Pemeliharaan Buah
  1. Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir. 
  2. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
  3. Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
3.8. Hama dan Penyakit
3.8.1. Hama
a. Ulat daun (Erienota thrax.)
Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.

b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.

c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.

d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

3.8.2. Penyakit
a. Penyakit darah
Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

b. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

c. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman

e. Daun pucuk

Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

3.9. Panen

  1. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. 
  2. Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
  3. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
  4. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. 
  5.  Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar